AND THE STORY IS....

Ini cuma cerita, You may read it, You may not, yang pasti Aku cuma punya cerita

19 July 2008

TTP 3 HARI

Bukan tebar-tebaran pesona 3 hari ya…tapi Terapi Tidur Paksa 3 hari ☺

Mungkin akan lebih masuk akal kalau kepanjangan dari judul tulisan gw kali ini adalah tebar-tebaran pesona 3 hari (walau jujur aja gw sendiri gak yakin istilah itu ada, tapi istilah mana sih yang ada..hari gini semuanya buaataaan..heheh). Tapi ya emang itu kenyataanya, cerita gw kali ini tentang pengalaman terapi tidur paksa 3 hari (dan ya…istilah inipun secara medis ataupun terapi alternatif belum bisa dicek kebenarannya).

Semuanya berawal dari suatu hari, lebih tepatnya di hari Selasa sore di bulan Juli ketika cuacanya gak jelas sama gak jelasnya sama kondisi badan gw. Dari paginya aja gw udah heran, kok males banget bangun (ya ya..gw tau semua orang juga paling males bangun pagi apalagi tahu kalau hari itu harus masuk kerja ☺). Tapi gw beneran males banget bangun, nyokap tersayang udah nemenin sarapan dan nyemangatin gw kalau bangun pagi itu bagus buat badan (cuma masalahnya anak muda sekarang think the opposite mom…so ironic huh? how can today’s generation be a better generation ya?heheheh). Berangkatlah gw menuju aktifitas harian gw, pas waktunya gw siaran…mata dan badan gw sama sekali gak bisa bekerja sama dengan tuntutan kerjaan yang mengharuskan penyiar siap sedia selalu. Mata gw ngantuk gila-gilaan dan badan lemas tak berdaya. Ada apa gerangan batin gw…I know that I have not been having a good quality of sleep lately but dear GOD that just can not be an excuse! Dengan segenap usaha (and I mean this!), gw coba kontrol rasa kantuk dan lemas badan juga ditambah kepala yang tiba-tiba pening! (peniiiing…pusing aja kenapa sih nyebutnya ries!heheheh). Siaran yang berdurasi dua jam saja berasa lamaaaa banget kayak dengerin lagunya Guns n’ Roses-November Rain on your iPod and repeat it 20 times…yes it felt that long…(but just to clarify this, I love November Rain to death…so in a different circumstances I wouldn’t mind repeating the song up to 20 times ☺).

Selesai siaran, gw harus balik ke kerjaan gw yang satunya lagi (tanpa bermaksud berlebihan..tapi ya beginilah kenyataan anak muda jaman sekarang, kalau gak dilihat sok sibuk atau dianggap workaholic rasanya gak afdol hidupnya, istilah awamnya not into the hype!). Dan sesampainya gw di tempat kerja gw yang kedua inilah, apa yang gw rasain dari pagi mulai terasa unbearable alias gw gak bisa nahan ngantuknya, lemesnya, pusingnya. Gw bilang sama diri sendiri “ayo tahan 2 jam-an aja lagi, kayak pas siaran tadi aja bisa…ayoooo…aayooooo”. Setengah jam berlalu, satu jam, satu jam 15 menit, satu jam 35 meniiit…(perubahan size font menandakan perubahan motivasi gw buat bertahan) That’s it! I told my self. Gw harus pulang kerumah daripada ke-gap tidur di atas maja kerja dengan kondisi yang sama sekali gak direkomendasi buat dilihat atau disaksikan orang banyak (gak kepikiran juga buat langsung ke dokter, takut tengsin kalau ternyata gw cuma masuk angin :p). Akhirnya gw pulang kerumah, Bokap dan Nyokap heran seada-adanya kenapa gw pulang ‘pagi’. Masuk rumah langsung lari ke kamar dan tepar di tempat tidur, at this point I can no longer care if my entrance to the house surprised others. Lanjut….

Karena gw gak kuat jalan, ke toilet aja harus nyeret-nyeret kaki daripada diambilin pispot and pee from the bed (please note that I am not even that desperate). Nyokap gak mau maksa gw buat kedokter, alhasil pak dokter cuma ditelpon dan diminta arahan penanganan sementara untuk gejala-gejala yang gw rasain. Pada saat ini, badan gw udah demam dan terasa kaya ditusuk-tusuk pake lidi yang disiapin buat bikin sate dadakan. That whole evening I forced myself to sleep, in between pain and a massive headache that made me wish “please someone just knock me hard with a baseball bat so I can go to sleep” (a bit extreme I know, and now I am glad the silly wish didn’t come true). Pagi keesokan harinya, gw harus ambil darah dan hasilnya sedikit nyebelin (karena udah sakit gila diambil darahnya, hasilnya gak bikin rasa sakit ambil darah itu membaik juga ☹). Level trombosit gw mendekati level terendah, pendeknya trombosit gw turun drastis dan dikhawatirkan kena demam berdarah (ini sih bukan “pendeknya” ☺).

Akhirnya, turun perintah dari dokter kalau gw harus istirahat dan ambil darah lagi besok (nooooooo!!!). Menurut dokter ambil darah perlu dilakukan kembali buat memastikan kalau gw gak perlu dirawat di rumah sakit. The doctor’s explanation gave me the ultimate horror, jadi gw memutuskan untuk cuma dikamar dan [maksain] tidur. Ironisnya lagi, (nyanyi: hidup ini memang penuh dengan ironiiiii..lagu siapa ya ini?tau orang ngarang juga sih ☺) dalam keadaan sakitpun masalah kerjaan, masalah percintaan, masalah rumah ada aja yang nyamperin…bikin gw tambah semangat maksain diri buat tidur (just sleep on it intinya sih!). Terapi tidur paksa ini berlanjut sampai tiga hari, apalagi setelah pengambilan darah kedua kalinya level trombosit gw membaik. Dan jujur aja, terapi tidur paksa 3 hari ini bikin gw berasa kayak Carrie Bradshaw di Sex and The City, The Movie. The part when she was on the lowest point on her life (read: complication of Mr. Big and Marriage). She cried and cried and [perhaps] had to force herself to sleep to forget all the misery. Bedanya ama kondisi gw adalah I was not in Mexico and I still wanted to eat everything that were offered to me ☺. Terapi tidur paksa 3 hari ini berbuah kesembuhan yang signifikan, badan gw gak terlalu lemes, kepala gak pusing lagi yaaaa walaupun urusan ruwetnya hati masih belum sembuh-sembuh amat (yes, just like Carrie..and please I am not even trying to condition myself as her). Orang sering bilang: tidur itu obat mujarab and I have to agree with that, the fact that if you are sick and you need to have all the best rest you can get, if you can’t then force yourself to having it. On the other hand, people say you have to stand up to any kind of problems in your life, which is very true. However, there’s no harm to just sleep on it for once, hoping that by the time you wake up, you know exactly what to do and start fresh. Gimana kalau gak ries? Well, that’s just life isn’t it? It never sleeps on you…So, it means it is time for you to wake up!


Ps: kalau berniat melakukan TTP 3 hari ini, diajurkan anda berada dalam keadaan yang benar-benar sakit (dimana dokterpun sudah menyatakan anda harus istirahat dan tidak melakukan aktifitas untuk sementara waktu). Lalu, diwaktu yang bersamaan mengalami masalah entah itu di keluarga, percintaan, pekerjaan atau pertemanan. Diperingatkan: hasil berbeda pada setiap individu dan tidak ada jaminan dari siapapun akan hasil yang diharapkan, bahkan tidak dari penulis. Terima Kasih. ☺

Luv
-rie

WHEN I GROW UP…

Singing…

When I grow up
I wanna be famous
I wanna be a star
I wanna be in movies

When I grow up
I wanna see the world
Drive nice cars
I wanna have groupies

When I grow up
Be on TV
People know me
Be on magazines
(When I Grow Up – Pussycat Dolls)



Waktu kita kecil dulu, kita percaya kalau kita bisa jadi apapun yang kita inginkan. Menjadi apapun yang kita cita-citakan, menjadi orang yang paling bangga di dunia karena kita berhasil meraih apa yang kita harapkan. Diawali saat kita mulai belajar bersosialisasi di tingkat taman kanak-kanak, pertukaran cita-cita dan impian datang silih berganti…bahkan pada hitungan menit ☺

Let me refresh your mind….

11:00 (jam istirahat sebuah TK)

A: Aku kalau sudah besar mau jadi dokter dooong




B: Kalau aku mau kayak papaku, jadi pilot
C: Ah kalau aku mau jadi penyanyi aja, kata eyang suaraku bagus

11:08 (masih di jam istirahat sebuah TK)

A: Mmmm…kalau gitu aku mau jadi dokter sama penyanyi juga…aku kan juga bisa nyanyi
C: Kok gitu?
B: Aku juga..kalau jadi pilot terus mau jadi astronot juga



C: Bisa gitu ya?
A&B: (optimis) pasti bisa laaaah!!!

And that was it, a simple conversation during a very much simple time. No pressure, no one tells you that the journey is not going to be so simple after all.

I may warn you that there is a slight possibility you may think I am being silly or pessimistic or whatever the word is. But hey sometimes you have to be silly or pessimistic at one point in your life to understand and also remind yourself that is just how life goes
kan? (mencoba mencari pembenaran nih gw..heheheh). Well, whatever the thought that may come in your head after reading this my purpose is as simple as = being realistic.

Semua impian dan cita-cita ini masih bertahan dalam benak kita sampai kita melewati masa-masa SD, masa-masa adaptasi di SMP dan masa-masa menyenangkan tapi juga menyebalkan di SMA. Mungkin ada yang merubah cita-citanya dalam proses peralihan masa-masa sekolah itu daan semuanya menjadi lebih jelas ketika kita mulai melewati masa-masa kuliah. Tentunya masih ada yang mencoba bertahan untuk mempercayai kesempatan meraih impian itu semakin dekat (walaupun harus pake ‘menampar’ diri tiap malam untuk juga membuka mata sama realita sekitar, yaitu kompetisi dan juga harapan orang lain).

And there you go, the complication starts.

Either the competition, your own dreams or other’s expectations seem to overwhelm the whole process of ‘reaching your dreams’. Nevertheless, at some point you want to please all simply because YOU BELIEVE YOU CAN. Some of my closest people say that this is actually ‘my problem’ of trying to please everyone (and with all the sanity I have left, I admit that) and postponing my own dreams (while at the same time still believing I’ll get to it). Then, these closest people of mine started to tell me again that I am taking things to seriously, that I can not stand up on my own ground, that I should just stop and back off, that I am not up for the challenge…and more…(I bet you have also been into this situation when you are in doubts, all of sudden people around you start making speeches as if they’d know exactly what to do). But they forget something, I AM NOT THEM, and THEY ARE NOT ME. Then, you want to scream, want to break things, want to escape, – ways to feel ‘good’ and in peace with yourself. Then, hoping people give you space to ‘breath’ for yourself (especially if they can not bear hearing your stories or ‘gundah gulana’ any longer – please refer to them giving speeches). With all due respect, I thank the concerns and the ‘solutions’ they brought in…Ironically, adults forgot that life and choices are no longer ‘that simple 11 am break conversation during kinder garden’.

So now, you probably wonder…does this mean I am giving up my dreams in this confusing times. Well, I fully realized things ‘aint going to be easy and I am not going to pretend otherwise. But I’d be a mad girl if I give up now….However, I wish that I’ll make it through and believe that ‘simple’ thought because others may not (and in that case, I don’t force you to but just believe in me
--- bingung kan lo? ☺)

-rie